Kadang perempuan, terutama ibu rumah tangga berupaya mengisi tangki cinta orang lain, tetapi lupa mengisi tangki cinta untuk diri sendiri. Kadang kita sibuk mencintai orang lain, tetapi lupa mencintai diri sendiri. Padahal ketika di pesawat kita selalu diingatkan bahwa, ketika oksigen turun, maka yang lebih dulu diselamatkan adalah adalah diri sendiri, baru selamatkan orang lain. Janganlah terlalu keras terhadap diri sendiri!
Itu pesan utama yang saya tangkap dari sebuah webinar yang dibawakan oleh Bunda Aniqq Al Faqirah. Sebuah webinar bertajuk "Seni Mencintai Diri, Rahasia untuk Sembuhkan Luka Batin.
Webinar mental healing ini sebagai bagian dari perayaan anniversary komunitas Ibu Pembelajar Indonesia (IPI) yang kedua. Bagaimana sih sebenarnya cara mencintai diri sendiri dalam Islam?
Jika biasanya MQ mengulas sesuatu dari kacamata bisnis, sekali-kali boleh juga mengulas tentang isu kesehatan mental.
Sesungguhnya tulisan ini adalah guideline ketika saya pribadi, sebagai blogger parenting dan enterpreneur salah meletakkan harapan pada makhluk. Harusnya saya tidak menyandingkan harapan pada makhluk. Sehingga saya tahu cara mencintai diri sendiri dengan benar.
Sobat MQ, apakah kamu sudah tahu cara mencintai diri sendiri dalam Islam? Boleh baca artikel MQ sampai akhir ya.
Kenalan dengan Bunda Aniq Al Faqirah, Sebuah Jawaban Atas Doa
Pertama kali MQ mengetahui Bunda Aniqq dari sebuah video tiktok yang masuk FYP (for your page). Kala itu Bunda Aniqq sedang mengisi sebuah seminar dengan kalimat healing yang mengharu biru. MQ larut dalam barisan kata-kata yang lembut namun menghujam kuat di sanubari. MQ berharap suatu hari bisa mengikuti seminar beliau.
Jangan sepelekan doa, begitulah prinsip yang MQ pegang. Doa itu kemudian diijabah Allah SWT dalam beberapa bulan berikutnya. Tepatnya Jumat, 27 Oktober 2023, saya mengikuti webinar yang diisi oleh Bunda Aniqq. Masya Allah tabarakallah, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?
Mencintai Diri Sendiri, Sudahkah Melakukannya?
Sobat MQ, konflik batin yang terjadi dalam diri manusia, seringkali terjadi bukan disebabkan karena pertengkaran dengan orang lain. Konflik batin terjadi karena ketidaksinkronan dalam diri sendiri, antara perbuatan dan perasaan.
Contohnya seperti perasaan sering merasa bersalah dengan dirinya, merasa kurang sempurna menjadi orang tua, kurang sabar, suka marah-marah dan sebagainya. Intinya perasaan yang menggambarkan rasa tidak nyaman, rasa bersalah atau feeling guilty. Ibu rumah tangga sering kan merasa begini?
Sobat MQ, feeling guilty atau perasaan bersalah yang sering menghinggapi diri, bisa mengakibatkan penyakit psikosomatis. Contoh penyakit psikosomatis seperti migrain, kanker, ginjal, maag, lupus, hingga autoimun.
Jenis penyakit ini adalah penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat modern. Penyakit yang disebabkan oleh batin yang tidak sejahtera. Butuh self acceptance dan self healing, salah satunya dengan melestarikan budaya mencintai diri sendiri.
Sobat MQ tahukah bahwa kita tidak boleh menahan tangis. Justru menurut Bunda Aniq, jika ingin menangis, menangis saja! Karena pada saat menangis ada kondisi pembersihan racun di dalam diri. Menangis juga bisa membuat hati menjadi lega.
Fenomena Perilaku Manusia Modern
Sobat MQ, kondisi kesehatan mental manusia modern saat ini sebagian besar mengalami hal-hal seperti berikut ini:
Mudah Stress, perasaan mudah stress terhadap sesuatu. Misal ingin menangis tetapi ditahan karena didepan anak, malu, dan alasan lainnya. Sehingga emosi negatif yang tidak keluar, akan terpendam di dalam tubuh, bisa menyebabkan penyakit, salah satunya stress.
- Sumbu pendek, istilah yang sering disematkan pada orang yang mudah tersulut emosinya. Padahal menurut Bunda Aniqq, orang yang marah selama 5 menit, maka sistem imunnya drop hingga 6 jam.
- Anarkis, melakukan perilaku anarki seperti mencubit anak, membentak, atau sesuatu yang merugikan orang lain.
- Overthinking, semua dipikirkan, seolah-olah semuanya bermasalah. Berpikir terlalu jauh tentang apa yang akan terjadi, memikirkan pikiran orang lain, perkataan orang lain dan sebagainya. Seolah-olah kita adalah artis bagi diri sendiri.
- Overwhelmed, perasaan 'penuh' di dalam pikiran, sehingga tak tahu harus melakukan apalagi saking banyaknya yang dipikirkan.
- Over protective, terlalu menjaga anak agar tidak terluka di luar, tetapi bisa saja anak malah terluka di dalam. Bisa jadi kita sendiri yang memberi luka pada anak sendiri.
Cara Mencintai Diri Sendiri dalam Islam
Bagaimana cara bersyukur dengan anugerah Allah yang ada pada diri kita? Yuk kita lanjut bahas lagi ya.
1. Perbaiki niat dalam hati
Siapa-siapa yang nyaman dengan dirinya, maka orang lain juga nyaman saat bersamanya.Banyak orang yang ingin menyenangkan hati semua orang, tapi lupa menyenangkan hati sendiri. Kenyataannya, kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Kita bisa saja dipatahkan oleh harapan-harapan diri sendiri. Menyandingkan harapan-harapan pada orang lain, pada makhluk.
(Bunda Aniqq Al Faqiroh)
Misal seperti ini,
"Aku ingin diet demi suami."
"Aku ingin berubah lebih sabar demi anak." dan semisal.
Semua harapan disandingkan karena makhluk. Biasanya harapan ini akan diselisihi oleh Allah SWT. Misal seperti ini, ingin diet karena suami, setelah dietnya berhasil, justru suaminya malah menjadi ujian bagi dirinya. Begitupun jika dilakukan demi anak, anak akan menjadi ujian bagi dirinya. Sebaiknya niatkan karena Allah saja.
Kenapa sih harus beres-beres dipagi hari? Harus bersih-bersih di pagi hari? Sering kali kita melakukan sesuatu bukan karena Allah, tetapi karena penilaian makhluk.Semakin fokus kita melakukan karena makhluk, semakin kita dipatahkan oleh makhluk. Karena ketika melakukan sesuatu karena makhluk, terkadang kita dikecewakan oleh harapan itu. Ketika harapan itu tidak terjadi, maka lisan kita menjadi lebih tajam. Niatkan setiap melakukan sesuatu karena Allah SWT.
Semakin kamu nyaman dengan diri sendiri, maka orang lain akan merasa nyaman dengan mu. Sadarkah bahwa filter-filter yang ada saat ini, menjadikan banyak orang semakin insecure terhadap diri sendiri. Berharap seperti yang ada dalam filter tersebut.
Filter kulit mulus, putih, cantik, dan sebagainya, membuat kita kurang mencintai diri sendiri yang real. Hal ini yang memicu bibit-bibit kurang bersyukur dan tidak tahu cara mencintai diri sendiri.
2. Self Acceptance
Penerimaan diri serta sadar diri dan mulai sekarang berlatih untuk menyayangi diri sendiri. Sadar diri bahwa kita adalah ciptaan Allah. Diri kita adalah amanah dari Allah. Jangan dzalim terhadap diri sendiri.Kamu bisa berbagi cinta untuk orang lain, jangan lupa untuk juga mencintai diri sendiri. Jangan lagi membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Setiap orang itu unik, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berterima kasihlah pada Allah atas semua potensi diri sendiri.
3. 'Ramah' Terhadap Diri Sendiri
Ramah pada diri sendiri, jangan keras terhadap diri sendiri. Islam itu agama yang humanis, contoh ya saja dalam sholat, ketika tidak bisa berdiri, maka boleh duduk. Sholat dalam perjalanan boleh di qashar, dijamak dan sebagainya.Islam itu memiliki banyak rukhsah (keringanan) bagi yang memiliki udzur. Tetapi mengapa pada kenyataannya, banyak perempuan yang Justru tidak memberi keringanan pada diri sendiri?
Ketika ingin menangis, justru di tahan. Rumah kotor, dipaksakan harus bersih meski diri memberi sinyal lelah. Jangan terlalu keras terhadap diri sendiri. Jika kita keras terhadap diri sendiri, kadang kita mudah menjadi sumbu pendek, lisan kita menjadi tajam. Cobalah untuk ramah terhadap diri sendiri.
4. Fokus ke dalam diri
Jika terjadi sesuatu yang salah, maka responnya adalah ke dalam diri sendiri. Jangan menuntut orang lain untuk introspeksi diri, harusnya fokus menyelami diri sendiri. Lakukan perubahan pada diri sendiri. Fokus ke dalam dan memperbaiki diri sendiri.5. Tidak usah mencoba menjadi selain diri diri sendiri.
Pernahkah berkata seperti ini?"Ya, Allah gantengnya dia, sisakan satu buat jodoh ku."
"Enak ya jadi dia, udah cantik, kaya, eh suaminya penyayang pula."
Terlihat seperti bercanda, tetapi menjadikan kita menjadi kurang bersyukur. Esensi syukur bukan kita membandingkan siapa dengan siapa. Syukur itu adalah berterima kasih atas apa yang diberi dan akan Allah SWT beri kepada kita.
Semoga kita bisa menerima kenyataan hidup apa adanya dan ridhonya, sehingga menjadi jalan meraih cintaNYA.
Penutup
Allah itu nggak pernah ninggalin kita. Allah itu sangat dekat dengan urat nadi kita. Allah itu ada dalam setiap hembusan nafas kita. Allah selalu bersama kita.
Kita mungkin pernah marah ketika dikhianati orang lain, tetapi Allah tidak pernah marah ketika kita mengkhianatiNYA. Kita mungkin pernah kecewa ketika harapan dipatahkan oleh makhluk, tetapi Allah SWT tidak pernah kecewa ketika kita mengecewakanNYA. Justru Allah SWT semakin dekat, merangkul dan mencintai kita dalam rahmatNYA.
Lalu mengapa kita masih bingung cara mencintai diri sendiri? Perbaiki niat karena Allah SWT dan lakukan karena Allah SWT.
Salam,
MQ
Kita harus selesai dulu dengan diri sendiri, ya, baru bisa berinteraksi dengan baik. Bisa saja kita berpura-pura, tetapi sampai kapan? Nanti juga malah capek sendiri. Menghadapi anak, kita harus benar-benat waras karena berhubungan erat juga dengan mental anak. Emh, sungguh berat, ya, jadi ibu itu. Harus sering-sering ingat Allah.
BalasHapus